Jenis Kerajinan Anyaman: Seni kerajinan kriya adalah produk budaya bangsa yang dimiliki oleh suku bangsa di Indonesia dengan nilai craftmanship dan estetikanya yang tinggi. Salah satu kerajinan kriya yang menjadi kekaguman bangsa Indonesia dan dikagumi pula oleh bangsa lain adalah seni kerajinan anyaman yang bisa kita temukan di beberapa daerah di Indonesia. Seni kerajinan anyaman seperti juga kebanyakan seni tradisional, tidak hanya mengandung nilai pakai dan nilai ekonomis, melainkan terkait erat dengan nilai-nilai kepercayaan dan agama. Dengan demikian sekalipun pada kondisi tertentu benar-benar sulit untuk menopang kehidupan sebagai sumber penghasilan misalnya, seni kerajianan anyaman tidak akan dengan serta-merta menghilang dari peredaraan. Dalam prakteknya selalu saja ada anggota masyarakat suku itu yang tetap setia menekuni seni kerajian anyaman, sebagai bagian dari pengabdian terhadap agama, kepercayaan dan meneruskan peninggalan leluhur.
Memelihara Tradisi Dan Penopang Kehidupan
Seni kerajinan anyaman adalah bagian dari seni kriya yang mewakili kehidupan masyarakat sebagai cermin budaya tradisi yang mengandung nilai-nilai dan kepercayaan. Sedangkan sebagai industri kerajinan, anyaman merupakan bagian yang penting dalam perekonomian masyarakat.
Tak selama dua sisi yang terikat erat pada seni kerajinan anyaman ini bisa seiring sejalan bahkan saling menopang. Ada kalanya dengan alasan memelihara tradisi dan kepercayaan, seni kerajinan anyaman tetap dipelihara dengan memegang teguh pada tata aturan dan bentuk anyaman. Di satu sisi ketika akan dijual, dalam arti seni anyaman sebagai bagian dari industri, tidak bisa bersaing karena masalah nilai pakai dan kesiapan memenuhi tuntutan pasar misalnya.
Kehadiran seorang profesional yang bisa menjembatani antara dua kepentingan itulah yang kerapkali menjadi dewa penyelamat terhadap seni kerajianan anyaman dan seni tradisional bersifat pakai lainnyya. Tak jarang profesional ini juga harus memikirkan berbagai persoalan tidak terbatas pada bagaimana seni kerajianan anyaman misalnya bisa diterima pasar dengan baik. Tapi seorang profesional juga dituntut bagaimana memenuhi kebutuhan para pengrajian, dengan berbagai cara, sekalipun pada akhirnya ketika mereka mendapatkan uang akan pula diperhitungan secar profesional pula. Persoalan-persoalan seperti itu kerap menjadi batu sandungan dalam hal memajukan seni kerajian dan seni tradisional lainnya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini, teknologi semakin berkembang, akses informasi dan komunikasi dapat dengan mudah dilakukan, semua ini membuka peluang para pengrajin untuk memasarkan kerajinan anyamannya lebih meluas. Dengan kondisi seperti itu, sangat mungkin timbul persaingan barang dan harga. Tapi masalahnya tak sesederhana itu. Sebelum bersaing di dalam dirinya sendiri sudah timbul berbagai macam konflik, yang biasanya konflik antara kepentingan melesatarikan tradisi dan kepentingan menjual sebagai sebuah produk jadi.
Menghadapi berbagai persoalan itu, pada akhirnya para pengrajin perlu dibekali pengetahuan, pengalaman, dan planing yang jelas dalam menjalankan produksinya. Seni kerajinan anyaman saat ini sudah menjadi barang komoditi perdagangan dunia, maka dibutuhkan penanganan yang profesional. Termasuk di dalamnya profesionalisme dalam kaitannya dengan memelihara nilai-nilai tradisi warisan nenek moyang yang semestinya tidak dikesampingkan begitu saja.
Sebenarnya antara memelihara tradisi dan berdagang secara profesional bisa seiring sejalan, berdampingan bahkan saling menopang dan saling menguntungkan. Syaratnya adalah kesiapan mental dan perubahan pola pikir yang ada pada kebanyakan para pengrajian dan seniman tradisional. Mereka yang telah terbuka pikirannya dan memandang bahwa berdagang seni tradisional seperti anyaman ini, sesuatu yang baik dan bisa menjadi penopang kehidupan. Bukan sebaliknya sedang memperdagangkan tradisi dan dengan kata lain sedang memperdagangkan masalah kepercayaan dan warisan leluhur. Seni kerajinan anyaman bisa mengalami kemajuan apabila:
1. Tersedia bahan baku anyaman. Kekayaan alam flora Indonesia melahirkan seni kerajinan anyaman. Karena di Indonesia tersedia bahan baku dari tumbuhan dengan jumlah dan jenis yang bervariasi. Agar bahan baku anyaman tersedia maka dibutuhkan penanaman tanaman bambu, rotan dan bahan lain yang dibutuhkan untuk membuat anyaman. Dan ada baiknya bila penanaman bahan baku ini juga dijadikan sebagai bagian dari pemeliharaan tradisi warisan leluhur, sehingga bisa dengan sukarela melakukannya.
2.Tersedianya tenaga kerja yang terampil. Keahlian dan keterampilan membuat anyaman bisa dengan cara memberikan pelatihan kepada para pengrajin. Masalah keterampilan ini sebenarnya bukan masalah besar, karena secara tradisional dengan alasan memelihara warisan leluhur, selalu saja diajarkan kepada generasi muda selanjutnya baik secara langsung atau tidak langsung. Hanya saja persoalannya perlu ditambahkan dengan memberi pemahaman kepada generasi muda bahwa menekuni seni kerajinan anyaman juga bisa diandalkan sebagai penopang kehidupan bila dilakukan secara profesional. Dengan demikian para generasi muda yang sebenarnya telah dibekal keterampilan ini tidak memilih pindah ke kota lain dan menekuni pekerjaan lain yang samasekali tidak ada kaitannya dengan seni kerajinan anyaman. Biasanya mereka berpendapat tak dapat hidup layak kalau meneruskan tradisi turun-temurun sebagai ahli anyaman.
3. Manajemen pemasaran yang profesional
4. Melakukan inovasi anyaman
Pusat kerajinan anyaman di Indonesia bisa ditemukan di daerah Tasikmalaya Jawa barat. Berbagai macam jenis kerajinan anyaman, seperti tikar, tas, topi, sovenir, dan lain sebagianya bisa kita dapatkan di sana. Tentu saja tradisi turun-temurun ini tidak saja semakin menggeliat berkat adanya seorang profesional yang memegang pemasaran, tapi juga telah muncul pemahaman pada generasi muda selanjutnya bahwa menekuni seni kerajinan anyaman bila dilakukan secara terencana dan profesional, benar-benar bisa diandalkan dalam arti bisa hidup layak. Bentuk perhatian terhadap kerajinan anyaman bisa terlihat dari fenomena yang sekarang terjadi, yaitu:
Kembalinya orang-orang ke pola-pola tradisi, menikmati suasana alam. Ini tentu saja bila digarap secara profesional merupakan pasar yang besar dan rata-rata mereka ini adalah berasal dari golongan ekonomi menengah ke atas, sehingga memiliki daya beli yang cukup kuat.
Banyaknya interior dan desain rumah dengan menggunakan anyaman misalkan dinding anyaman banyak dipakai di rumah dengan nuansa alam, rumah makan, café sebagai dekorasi ruang. Ini juga merupakan potensi pasar yang besar, anda saja ada pihak yang menjembatani antara pengrajin dan mereka yang terlibat dalam industri rumah dan desain interior khususnya.
Banyak diadakan festival-festival kerajinan di berbagai kota untuk memperkenalkan, menjual produk kerajinan anyaman nusantara sebagai budaya tradisional bangsa Indonesia. Acara seperti ini merupakan kesempatan untuk memaperkan berbagai macam kerajinan anyaman dari yang tradisional sampai yang inovatif.
Apresiasi terhadap seni kerajinan di dalam dan diluar Indonesia cukup besar. Ini juga akan menjadi pasar potensial manakala bisa dimasuki secara optimal. Seni kerajinan anyaman menjadi sesuatu yang menarik dan mahal. Ini tak terpisahkan dari muncul kegemaran masyarakat menengah dan atas, yang tidak saja memiliki uang, tapi juga seringkali menjadi trendsetter.
Jenis Seni Kerajian Anyaman
- anyaman pandan, hampir seluruh daerah di Indonesia mengenal anyaman pandan, hasil dari anyaman ini misalnya; topi, tikar, tas, ikat pinggang dan sebagainya.
- anyaman rotan bisa ditemukan didaerah Lombok,
- anyaman akar sirih di Pontianak,
- anyaman bambu di Tasikmalaya, Jawa Barat,
- anyaman manik-manik di Kalimantan