Industri Kerajinan Kulit Khas Jawa Tengah: Industri kerajinan tangan menjadi sektor industri yang cukup maju di kalangan masyarakat. Terutama jika masyarakat itu tinggal di daerah dengan kawasan obyek wisata yang terkenal. Industri kerajinan menjadi primadona tersendiri sekaligus mata pencaharian bagi sebagian besar masyarakat daerah tersebut. Di Indonesia sendiri, yang kaya akan berbagai macam kebudayaan, industri kerajinan mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat. Motor penggerak dari industri kerajinan ini rata-rata adalah para ibu rumah tangga yang memang memiliki banyak waktu luang.
Dalam proses produksinya, industri kerajinan memang memerlukan proses yang lumayan panjang. Waktu yang dibutuhkan pun menjadi cukup lama. Itulah sebabnya mengapa industri kerajinan ini lebih banyak dilirik oleh para ibu rumah tangga yang memang cenderung memiliki waktu luang cukup banyak.
Industri kerajinan yang cukup terkenal di Indonesia salah satunya adalah industri kerajinan yang berasal dari Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah istimewa ini memang sudah sejak dulu menyimpan berbagai kebudayaan serta melestarikannya dalam bentuk industri kerajinan.
Seni kriya nusantara memiliki ragam budaya dengan aneka kerajinan tangan daerah, salah satunya seni tatah sungging yang populer di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Industri kerajinan di daerah Yogyakarta ini menggunakan kulit sebagai media kreatif. Produk yang dihasilkan berupa wayang kulit, miniatur wayang, hiasan dinding, kipas, kap lampu, kap lilin, maskot, pembatas buku, kaligrafi, pigura, kipas tangan, dan souvenir lainnya.
Industri kerajinan tatah sungging terkenal hingga ke mancanegara. Tak heran, banyak sentra pengrajin tatah sungging tersebar di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Pocung, Karangasem, DIY, misalnya, hampir 80% penduduknya berprofesi sebagai pengrajin tatah sungging. Dengan penduduk mencapai hampir 1000 orang, pendapatan per bulannya mencapai lebih dari 100 juta.
Bahan untuk Industri Kerajinan Tatah Sungging
Industri kerajinan Tatah sungging termasuk industri perkulitan yang semua tahapnya dilakukan manual. Kualitas kulit memiliki pengaruh sangat besar. Tidak sembarang kulit bisa dipakai. Umumnya adalah kulit herbivora yang memiliki ketebalan tertentu. Ada tiga jenis kulit yang biasa dipakai dalam industri kerajinan ini:
- Kambing atau Domba
Jenis ini yang paling banyak digunakan. Selain bahannya yang mudah didapat, kulit kambing memiliki motif alami yang cukup indah yang bisa dipadukan langsung dengan motif sungging. Kulit kambing juga bisa langsung digunakan tanpa proses pengolahan lebih dulu.
- Sapi
Kulit jenis ini perlu diolah sedemikian rupa, mulai dari penyamakan, pengerokan bulu, dan penipisan sehingga didapat ketebalan yang sesuai. Kulit ini juga lebih sulit digarap karena memiliki sifat kaku dan mudah melengkung pada kondisi panas, tapi kendur dalam kondisi lembap.
- Kulit Kerbau
Kulit ini yang paling baik untuk digunakan dalam industri kerajinan Tatah Sungging di antara jenis yang lain. Jaringan seratnya lebih kuat, tahan serut, dan produknya lebih tahan lama. Bentuknya tidak mudah berubah terpengaruh cuaca sebagaimana kulit sapi.
Alat untuk Industri Kerajinan Tatah Sungging
Beberapa peralatan yang lazim digunakan dalam proses industri kerajinan Tatah Sungging adalah:
- Tatah
Namanya saja Tatah Sungging, alat utama yang digunakan dalam industri kerajinan ini tentu saja adalah tatah. Jenis tatahan dalam seni kriya ini adalah tatah tembus dengan prinsip selang-seling seperti teknik anyaman. Rangkaian tatahan membentuk komposisi indah dan harmonis. Ada beberapa jenis tatah yang digunakan, di antaranya:
- Tatah penguku, bentuknya menyerupai jari-jari manusia, untuk membuat motif setengah lingkaran.
- Tatah pemilah, bentuknya seperti tatah biasa. Ujungnya rata dan lurus, berfungsi membentuk motif garis.
- Tatah bubukan, berbentuk lengkung setengah lingkaran pada ujungnya. Berfungsi untuk membuat motif bubukan.
- Tatah corekan, berbentuk runcing seperti jarum jahit, untuk membuat garis atau guratan di permukaan kulit.
- Tatah delingan, bentuknya seperti tatah pemilah tapi ujungnya miring. Fungsinya untuk merapikan tatahan.
- Pandhuk dan Gandhen
Alat selanjutnya yang dibutuhkan dalam industri kerajinan ini adalah pandhuk dan gandhen. Pandhuk adalah kayu landasan yang terbuat dari kayu sawo, dipakai saat menatah. Gandhen adalah alat pemukul tatah, bentuknya seperti martil. Terdapat beberapa variasi ukuran. Biasanya terbuat dari kayu sonokeling atau sonokembang.
- Tindhih
Tindhih adalah alat yang cukup familiar dalam proses produksi industri kerajinan ini. Terbuat dari besi, kuningan, perunggu, atau logam berat lainnya yang berfungsi memberi beban agar kulit menempel pada pandhuk saat proses menatah.
- Kuas dan Pen Kodok
Alat dalam industri kerajinan ini digunakan dalam proses sungging, mulai dari pewarnaan dasar kulit, menggambar sketsa motif, hingga pewarnaan. Ada beberapa kuas yang dikenal, di antaranya: kuas dasaran, kuas prada, tlacapan, sawutan, dan kuas cawen.
Pewarnaan dalam Industri Kerajinan Tatah Sungging
Industri kerajinan ini juga memerlukan proses pewarnaan, agar hasil karya menjadi lebih hidup. Dalam seni sungging, dikenal lima warna dasar; putih, kuning, biru, merah dan hitam; ditambah warna emas. Dalam produksi tradisional, warna-warna tersebut diperoleh dari bahan alam atau kreasi manual, yaitu:
- Abu tulan untuk memperoleh warna putih.
- Atal watu untuk memperoleh warna kuning.
- Nila werdi untuk menghasilkan warna biru.
- Gincu dan endapan air raksa untuk memperoleh warna merah.
- Langes atau jelaga untuk menghasilkan warna hitam.
- Prada emas untuk menghasilkan warna kuning emas.
Dalam pengerjaan industri kerajinan proses tradisional masih sangat kental. Warna-warna tersebut direkatkan dengan ancur lempeng atau ancur kripik, terbuat dari sejenis yiyit ikan laut. Dikenal pula bahan perekat jenis ancur otot yang berwarna cokelat tua, terbuat dari bahan casein. Proses sungging ditutup dengan mengoleskan putih telur dicampur vernis dan ancur mateng untuk membuat produk tahan lama. Dewasa ini, penggunaan putih telur mulai ditinggalkan seiring ditemukannya bahan-bahan pengganti yang lebih baik.
Proses Pengerjaan Industri Kerajinan Tatah Sungging
Berbicara mengenai industri kerajinan, proses pengerjaan adalah langkah yang tidak bisa dilewatkan. Untuk menghasilkan produk tatah sungging, pengrajin harus melewati tahap-tahap, sebagai berikut. Ndasari, adalah proses memberi warna dasar secara tipis dan merata pada kulit. Biasanya warna kuning. Berfungsi menutup pori-pori kulit agar permukaannya rata, sekaligus menjadi pondasi pewarnaan berikutnya.
- Nyorek, yaitu proses membuat sketsa. Dalam proses ini, pengrajin membuat sketsa bentuk dasar, konstruksi, dan penempatan bidang hiasan.
- Anggebing, yaitu proses menatah tepi sketsa sehingga diperoleh bentuk dasar.
- Anggempur, yaitu proses memperhalus tatahan dasar dan membuat kombinasi yang indah dalam terawangan cahaya.
- Ambedhah, yaitu proses menatah bagian muka tokoh dalam tatah sungging wayang kulit. Proses ini sangat penting karena berpengaruh pada karakter wayang yang dihasilkan.
- Pewarnaan, yaitu proses memberi warna pada hasil tatahan. Ada beberapa jenis proses yang dikenal, sesuai dengan warna yang dioleskan, yakni: proses anyemeng, amrada, amepesi, anjambon, anjene, ngijem nem, ambiru, anjingga, dan anyepuhi.
- Isen-isen, yakni proses memberi variasi isian pada bidang yang sudah disungging.
- Angendus, adalah proses melapisi produk tatah sungging dengan bahan yang membuat lebih kuat, mengilap, dan tahan lama.